LIKE OUR FANSPAGE

Cari

Twitter

IKLAN

KKN Posko 68 IAIN Parepare Gelar Seminar Program Kerja, Kordes Harap Ada Keterlibatan Warga

 

Mahasiswa KKN Posko 68 IAIN Parepare 

Kampus, Red Line News-- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan 35 gelombang ke-II posko 68 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menggelar seminar program kerja di Desa Kurma, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Jumat (19/07).

Kepala Desa Kurma, Baharuddin dalam sambutannya, mengatakan bahwa program yang dilaksanakan akan didukung sepenuhnya oleh warga masyarakat Desa Kurma. "Silahkan di program yang adek-adek mampu untuk lakukan dan selama itu mampu insyaallah kami akan dukung sepenuhnya, tetapi kalaupun dalam perjalanan nya Pemerintah Desa tidak bisa melakukan itu maka kita sama-sama berpikir bagaimana caranya sehingga programnya adek-adek bisa terselesaikan dengan baik selama di Desa Kurma," ucapnya.

Ia juga berharap agar dapat bersama sama mensukseskan program kerja ini. "Kami sangat berharap adek-adek (KKN) yang hadir pada hari ini mari kita sama-sama mensukseskan apa yang kalian programkan di Desa kita, dan kami berharap didalam seminar ini bapak ibu mari kita memberikan include yang baik kepada mereka tentu juga bisa mereka laksanakan di Desa Kurma ini selama 1 bulan 15 hari," harapnya.

Kordinator Desa (Kordes), Arya Suryadi mengatakan, akan membuat program kerja yang dapat berguna bagi Desa Kurma dan berharap kesediaan para warga untuk membantu dalam program kerja ini. "Tujuan kami berada disini kami ingin membuat sebuah program kerja yang insyaallah berguna bagi Desa Kurma nantinya, dan kami juga berharap kesediaan warga dan tokoh-tokoh pemuda agar dapat membimbing dan membantu kami dalam program kerja yang nantinya akan kami laksanakan," pungkasnya.


Reporter : AML

Redaktur : ALY

IAIN Parepare Gelar Seminar Internasional Moderasi Beragama untuk Kuatkan Kebudayaan dan Kerukunan

 

Pamflet Seminar Internasional Moderasi Beragama

Kampus, Red Line New-- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menyelenggarakan Seminar Internasional Moderasi Beragama, yang bertempat di lantai 5 Perpustakaan IAIN Parepare. Seminar ini mengusung tema "Peran Islam dalam Penguatan Kebudayaan dan Kerukunan.", Kamis (18/07). 

Kegiatan ini menghadirkan berbagai pembicara terkemuka, antara lain Prof. Dr. AGH. Abd. Rahim Arsyad, Lc., MA (Majelis Syuyuk PB DDI/Ketua STAIN Parepare 2006-2014), Prof. Dr. Syekh Athiyah As-Sayyid Athiyah Abdul 'Al (Wakil Dekan Kuliah Tarbiyah Universitas Al-Azhar, Mesir), Prof. Dr. Syekh Khalaf Ad-Deib Utsman Muhammad (Guru Besar Metode Pengajaran Bahasa Arab pada Kuliah Tarbiyah Universitas Al-Azhar, Mesir), Prof. Dr. Syekh Hamidy Shalah (As-Sayyid Sulaiman al-Hudhud, Dekan Kuliah Banat Universitas Al-Azhar, Mesir), dan Dr. Syekh Abd. Nashir 'Iwad (Direktur Utama Markaz Alson, Mesir). Kegiatan ini juga dihadiri oleh para guru besar, dosen, dan mahasiswa IAIN Parepare.

Seminar ini diselenggarakan oleh Pusat Studi Moderasi Agama, Departemen Penelitian Ilmiah, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat.

Rektor IAIN Parepare, Prof. Dr. Hannani, M.Ag, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para tamu terhormat dari Universitas Al-Azhar di Mesir. "Pertemuan ini sangat berharga dan berkontribusi untuk memperkuat hubungan antar lembaga. Terima kasih dan penghargaan kepada lulusan Universitas Al-Azhar yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan institusi kita. Kami bangga di hadapan para wisudawan Al-Azhar yang telah berprestasi dan menjadi panutan kita semua atas kontribusi mereka di bidang ilmiah dan kepemimpinan. Kesempatan ini memungkinkan kita semua untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman," tuturnya.

Salah seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) yang menghadiri kegiatan Seminar, Wawan, mengapresiasi kegiatan tersebut yang memberikan kesan luar biasa dalam menumbuhkan bingkai moderasi beragama. "Pertama-tama, saya bersyukur dapat hadir pada kegiatan ini serta mengapresiasi penuh kepada pihak kampus atas acara yang luar biasa ini. Seminar internasional kali ini memberikan kesan yang luar biasa karena pembahasannya sangat berisi dengan keilmuan yang luar biasa dari para narasumber. Tema pada seminar ini masih relevan untuk kita pahami bersama, khususnya dalam menumbuhkan bingkai moderasi beragama di Indonesia maupun skala global," ungkapnya.

Wawan juga berharap agar kegiatan seperti ini terus terlaksana. "Saya berharap ke depannya kegiatan ini dapat terlaksana kembali dengan menghadirkan lebih banyak narasumber serta mengundang tamu undangan yang lebih luas lagi sehingga akan menghidupkan nuansa akademik serta sosialisasi penuh konsep moderasi beragama itu sendiri," harapnya.


Reporter: ANR/DLR

Redaktur: MDN

Mahasiswa KKN IAIN Parepare Posko 56 Adakan Seminar Program Kerja di Desa Lego

 

Seminar Program Kerja KKN Angkatan 35 IAIN Parepare 

Kampus, Red Line News-- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan 35 Posko 56 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare mengadakan seminar program kerja di Kantor Desa Lego, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Rabu (17/07).

Seminar ini dihadiri oleh Asri selaku Kepala Desa Lego, Sri Muliyani Dosen Pembimbing Lapangan Posko 56, Nurdin Aslam Koordinator Desa Posko 56, serta masyarakat Desa Lego.

Kepala Desa Lego, Asri Dalam sambutannya menyambut baik kedatangan mahasiswa KKN IAIN Parepare dan berharap mereka dapat melaksanakan program kerjanya dengan maksimal. "Semoga mahasiswa KKN posko 56 bisa melaksanakan program kerjanya dengan maksimal tanpa ada kendala apapun," ucapnya.

Dosen Pembimbing Lapangan Posko 56, Sri Muliyana berharap agar mahasiswa KKN IAIN Parepare dapat mengimplementasikan pembelajaran yang didapat di kampus pada masyarakat Desa Lego. "Saya berharap semoga mahasiswa KKN posko 56 dapat mengimplementasikan pembelajaran yang didapat di kampus di masyarakat Desa Lego dan juga jangan lupa jaga diri dan nama baik kampus," harapnya.

Koordinator Desa (Kordes) Posko 56, Nurdin Aslam dalam laporannya mengungkapkan, ada 3 jenis program kerja (Proker) yang akan dilaksanakan. "Nantinya kita akan mengadakan 3 jenis program kerja diantaranya proker unggulan, proker wajib dan juga proker tambahan atau saran dari masyarakat desa lego," paparnya.

Lanjut ia juga menyebutkan program kerja yang akan dilaksanakan. "Beberapa contoh program kerja yang akan dilaksanakan antara lain membuat profil desa, mengadakan bimbingan belajar, dan masih banyak lagi," tutur nya.


Reporter: ARN

Redaktur: ALY

Mahasiswa IAIN Parepare dan Unsulbar Siap Membangun Desa Jambu Malea: Seminar Program Kerja Digelar!

Mahasiswa IAIN Parepare dan Unsulbar

Kampus, Red Line News-- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 35 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, menggelar Seminar Program Kerja berkolaborasi dengan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Senin (15/07).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN IAIN Parepare Posko 31 di Kantor Desa Jambu Malea dengan mengusung tema "Menuju Desa Berkelanjutan: Sinergi Pengelolaan Lingkungan dan Peningkatan Kualitas Sosial Pendidikan".

Kepala Desa Jambu Malea, Hapil menyebutkan beberapa hal yang ingin disampaikan kepada masyarakat agar kiranya dapat menghargai Mahasiswa KKN. "Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan yang pertama dari bawaan saya aparat Desa minta dengan hormat kalau ada anak KKN turun di Desa kita jangan sering kosongkan kantor karena ini anak KKN dari parepare dan Sulawesi Barat selalu meminta petunjuk kepada kita. Kedua bahwa kita selaku warga desa Jambu Malea perlu menghargai anak KKN karena kemungkinan anak kita juga akan berangkat KKN," pungkasnya.

Ia juga berharap Mahasiswa KKN dapat bersatu dan saling membantu jika terdapat kekurangan. "Karena kebetulan tahun ini ada 2 KKN antara Unsulbar dan IAIN Parepare jangan ada persaingan karna muncul hal yang tidak di inginkan. Saya mau antara Unsulbar dan IAIN Parepare bisa bersatu saling bantu membantu, dan saya minta tolong perlihatkanlah kepada masyarakat kedua KKN tersebut bisa bersatu dan bermanfaat," harapnya.

Kepala Dusun 1 Jambu Malea, Ahmadia mengatakan masyarakat sangat terbantu dan turut senang dengan hadirnya mahasiswa KKN. "Dengan adanya mahasiswa KKN kami sangat merasa terbantu dan senang atas kedatangan anak KKN karna baru tahun ini di Desa Jambu Malea kedatangan lagi mahasiswa KKN," ungkapnya.

Koordinator Desa (Kordes) KKN Posko 31 IAIN Parepare, Firmansyah mengucapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Desa Jambu Malea yang telah menerima dengan baik dan berharap agar Mahasiswa KKN dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. "Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat yang telah menerima kami, dan saya harapkan dengan adanya kami di Desa Jambu Malea agar kiranya dapat nantinya membantu masyarakat dan bisa bermanfaat dalam menunjang kualitas pendidikan maupun lingkungannya," ucapnya.


Reporter: STD

Redaktur: ALY

OPINI: PENDIDIKAN KEARAH MANA

 

Penulis Opini

(Irsandi Akbar, Mahasiswa IAIN Parepare)

OPINI-- Manusia sebagai entitas yang dilahirkan sudah menjadi fitrah untuk berintelektual. Tentu ini sesuai dengan alinea 4 pembukaan UUD 1945 “mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai salah satu visi dari tujuan Pancasila yang menjadi tanaman nasionalis dalam merintis kemerdekaan Indonesia. Pohon yang ditanam hampir 79 tahun lamanya hingga hari ini masih belum dinikmati buahnya oleh semua orang. Buah dalam hal ini adalah generasi dengan idealis Pancasila. Sebatang pohon tidak memiliki banyak buah dengan usia 78 tahun akan menjadi pertanyaan. Kenapa bisa? Siapa yang merawatnya selama ini? Apakah buah itu baru akan kita nikmati bersama nanti pada tahun 2045? Poin analisis permasalahan secara fundamental tentu kembali pada pola pendidikan.

Pendidikan secara etimologi dapat kita artikan sebagai sebuah usaha pengembangan diri pada seseorang sebagai proses pendewasaan. Pengembangan yang dimaksudkan dalam hal ini kemampuan sosial, moral, emosional, intelektual, dan spiritual yang kemudian dikemas dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang kita harapkan sebagaimana yang telah disebutkan dapat menjadi mal untuk mencetak generasi dengan pribadi yang memiliki tanggung jawab, integritas serta kompetensi yang terstandar. Sebagai bentuk manifestasi daripada pendidikan yang baik yaitu membentuk konstruksi sosial yang baik serta tatanan pemerintah yang dapat memberikan solusi konkret dinamika perjalanan arah bangsa.

Indonesia sebagai negara kultural yang kaya dengan nilai kebudayaan memiliki peranan penting dalam memberikan kontribusi pendidikan. Pemahaman moral dan nilai filosofis menjadi poin utama yang dijadikan sebagai standar etika. Hal ini tentu menjadi sebuah keharusan dalam kelompok masyarakat, pendidikan anak dalam keluarga sebagai dasar dalam membentuk etika dalam berperilaku. Standar penilaian ini harusnya juga dapat menjadi standar dalam instansi pendidikan. Hal ini mungkin telah diterapkan namun tidak menjadi pendidikan dominan sehingga secara esensial nilai ini tidak didapatkan. Ini kemudian memberikan gambaran bahwa nilai moral menjadi poin yang di nomor dua kan dalam sistem pendidikan.

Penerapan sistem pendidikan tentu harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Pola pendidikan memberikan gambaran pada masyarakat terkait tujuan dari pendidikan. Pertanyaan “cita-cita” yang selalu digabungkan dengan kata sekolah menjadi doktrin membentuk karakter dan prinsip bahwa pendidikan merupakan jenjang formal untuk mendapatkan keinginan; standar kesuksesan seseorang ketika dapat bekerja menggunakan ijazah; nilai tinggi adalah kebanggaan. Sepintas terdengar lumrah dari pernyataan ini. Namun akan menjadi melenceng ketika tidak lagi mengingat hakikat daripada tujuan pendidikan  

Peran teknologi dalam bidang pendidikan tidak bisa lepas dari perhatian, teknologi alih-alih sebagai media pembantu, teknologi malah sangat bisa menjadi pemeran utama dalam proses pembelajaran. Tentu ini memerlukan sistem kontrol serta batasan dalam memberi kesempatan teknologi. Faktor lain yang mempengaruhi perubahan pemahaman dari tujuan pendidikan adalah faktor ekonomi di mana ada harapan perubahan nasib dititipkan pada pendidikan. Fenomena ini yang kemudian membentuk karakter sosiologis masyarakat dalam memahami pendidikan. Belum lagi berbicara mengenai biaya pendidikan yang mahal serta penetapan biaya pendidikan yang tidak objektif kepada peserta didik terkhusus dalam perguruan tinggi menjadi tembok penghalang dalam pengawalan dalam merealisasikan pencerdasan.

Berangkat daripada fenomena ini kemudian cukup memberikan gambaran bagaimana peran kita dalam merestrukturisasi landasan pemahaman yang hidup dalam masyarakat. Harapannya adalah bagaimana pendidikan dapat dicicipi oleh seluruh lapisan masyarakat dengan sistem pendidikan yang kompleks tanpa ada ketimpangan daripada misi pendidikan. Di sinilah diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, agar cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa bisa terwujud secara merata. Setiap individu, sebagai bagian dari masyarakat yang berdaulat, harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi pada kemajuan bangsa melalui pendidikan yang bermutu dan terjangkau.

Memahami tujuan pendidikan sederhananya sebagai saran pencerdasan, penting bagi kita untuk melihat kembali kurikulum dan metode pengajaran yang digunakan untuk dapat mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan moralitas yang dipegang oleh masyarakat. Pengajaran yang hanya berfokus pada capaian akademis dan hasil ujian harus diimbangi dengan pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai integritas, tanggung jawab, dan kecintaan pada tanah air.

Tulisan opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. LPM Red Line tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.

 
Copyright © 2015 LPM REDLINE. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating LPM RED LINE