Notification

×

Iklan

Iklan

Pesta Kuda Menari (Nyareng Pattuddu) Budaya Suku Mandar

Apr 6, 2013 | 7:03:00 AM WIB | 0 Views Last Updated 2013-04-13T12:14:45Z

seorang gadis yang ikut dikhatamul Qur'an berdandang menggunakan gaun adat bugis sulawesi selatan duduk diatas kuda.
RED LINE, NEWS. Ada yang berbeda di Sulawesi selatan tepatnya di desa Ujung Lero Kabupaten Pinrang Provinsi Sulsel yaitu pelaksanaan Khatamul Qur’an yang pada umumnya di acaranya dilaksanakan di rumah namun lain halnya dengan masyarakat Lero yang mayoritas suku mandar menyelenggarakan Khatamul Qur’an setiap tahun di bulan maulid dengan pesta kuda yang dinamakan “Nyareng Pattuddu” . atau Kuda Menari, dengan menggunakan kuda kemudian anak yang di khatam duduk diatas kuda dengan memakai kostum baju adat bugis selain baju adat ada juga yang memakai gamis dari tanah arab lengkap dengan surbannya selanjutnya diarak keliling kampung.
Pesta nyareng pattuddu ini turun temurun awalnya di laksanakan tepatnya di kab. Mamuju Propinsi Sulawesi Barat (Sulbar)dengan menggunakan kuda yang lebih banyak lagi”ujar Nurdin panitia acara. Sebanyak 24 kuda yang didatangkan langsung dari Sulbar  dipakai dalam perayaan tersebut, dengan jumlah itu disesuaikan dengan banyaknya anak yang di khatam. Sebelum kuda-kuda ditampilkan terlebih dahulu mendengarkan hikmah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW oleh penceramah sebagai rangakaian kegiatan stelah itu dilanjutkan dengan pembacaan shalawat Nabi dilakukan beberapa siswa-siswi sekolah dasar dan lanjutan di desa lero.
Kegiatan ini sangat menarik dan berbeda karena menggunakan kuda dan diarak berkeliling kampung, dan ini bisa menarik perhatian para pengunjung yang hadir di tempat ini juga bisa menaikkan kepariwisataan kab. Pinrang sebagai daya tarik para turis-turis mancanegara, selanjutnya kami akan memasukan di kalender  sebagai kegiatan tahunan dalam pariwisata kab. Pinrang”ungkap  A. Aslam Bupati pinrang.
Antosias para pengunjung ingin melihat aksi para kuda-kuda tidak membuat lelah menunggu berjam-jam dimulai sejak jam 10. 00 wita pagi dibawah teriknya panas matahari tepatnya di lapangan yang gersang tanpa ditumbuhi rerumputan namun tetap setia menunggu seperti yang dialami Hj. Sitti Rahmawati salah satu pengunjung yang sempat diwawancarai jauh-jauh dari pinrang bersama dengan keluarga sengaja datang kesini menurutnya”hanya untuk melihat kuda tersebut karena didaerahnya tidak ada pesta seperti yang dilakukan di lero, juga ini merupakan salah satu rekreasi dan pendidikan”tandasnya. (pj/RL)                  



TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update