Lima tahun silam tepatnya awal tahun 2014 kehadirannya tercatat sebagai suatu wadah dengan identitas yang kental akan sejarah, mengukir cerita dari masa ke masa sebagai bukti peradaban.
SPI, begitulah mereka menyebutnya, sebuah nama yang singkat namun begitu panjang jika diurai dalam persfektif sejarah, karena ia akan melanglang buana menceritakan berbagai kisah seputar peradaban dan islam, sebuah cerita panjang yang tidak akan pernah habis untuk hanya sekedar didiskusikan, dialah yang kita kenal dengan nama lengkap sejarah peradaban islam.
Ayahanda Dr. Musyarif, S.Ag., M.Ag merupakan nahkoda yang dipercaya menjadi ketua prodi pertama dan bertugas memandu jalanya lembaran sejarah itu, ditemani dengan 14 pemuda yang menjatuhkan ikhtiar demi menyelami lembaran-lembaran sejarah peradaban islam. Namun begitulah hukum sejarah, bahwa dalam setiap proses akan ada yang berguguran hingga kala itu yang bertahan dari seleksi sejarah hanya beberapa orang.
Tahun 2015 merupakan tahun kedua dengan pimpinan yang sama disertai dinamika yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, dengan tujuan untuk berjuang demi tetap menjaga eksistensi diantara prodi-prodi yang telah lebih dulu berada dibawah payung jurusan tarbiyah dan adab adalah bagian yang begitu berkesan.
Upaya Sejarah Peradaban Islam untuk tetap eksis semakin jelas ditandai dengan bertambahnya kuantitas mahasiswa menjadi 26 orang. Dinamika persaingan antar prodi yang terdapat di jurusan tarbiyah dan adab semakin dinamis, bahkan dengan begitu dinamisnya pada tahun ini sejarah mencatat untuk pertama kalinya struktur kemahasiswaan dalam lingkup prodi sejarah peradaban islam dibentuk.
Dibawah naungan himpunan mahasiswa jurusan tarbiyah dan adab, Muhammad Imran tepilih sebagai ketua himpunan mahasiswa pertama selama prodi sejarah peradaban islam berdiri. Dibawah kepemimpinan Muhammad Imran , sejarah peradaban islam mencatatkan prestasi terbesarnya mengantarkan mahasiswanya untuk melakukan study tour menuju ibu kota provinsi dengan metode pembelajaran sejarah peradaban islam yang tidak hanya difokuskan didalam ruang kelas.
Sudah menjadi tugas kami sebagai mahasiswa sejarah untuk tidak melupakan peristiwa penting yang telah terjadi dimasa lampau, sebut saja kejadian pada tanggal 10 November tahun 1945 silam tidak akan pernah kami lupakan sebagai hari untuk mengenang para pahlawan yang gugur dimedan perang.
Memasuki tahun ke-4 dengan kepemimpinan ketua prodi yang sama penigkatan mahasiswa sejarah peradaban islam semakin signifikan dan menunjukkan progresif yang sangat baik. Periode 2017 kali ini penyambutan mahasiswa baru dilaksanakan dengan diskusi ilmiah bertajuk surau peradaban.
Tahun ke-5 periode 2018 adalah fase yang penuh dengan dinamika, tentu berbeda dengan tahun sebelumnya dimana seiring dengan transformasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ditandai dengan terbitnya surat keputusan tentang Peraturan Presiden (Perpres) nomor 29 tanggal 5 April 2018 yang kemudian perpres tersebut dimasukkan dalam lembaran Negara pada tanggal 7 April 2018 nomor 52 menjadi kabar gembira bagi seluruh civitas akademika termasuk program studi sejarah peradaban islam, perubahan ini berimplikasi terhadap seluruh sistem yg ada, prodi sejarah perdaban islam yang semula berada dibawah naungan jurusan tarbiyah dan adab kini berpindah di bawah naungan jurusan dakwah dan komunikasi.
Fase ini adalah lembaran baru bagi prodi sejarah peradaban islam, babak baru ini disambut dengan prestasi dimana mahasiswa sejarah peradaban islam terpilih sebagai wakil yang akan menahkodai himpunan mahasiswa jurusan dakwah dan komunikasi, tentu sebuah prestasi yang membanggakan sebagai pendatang baru yang seolah menjawab tantangan bagi mahasiswa sejarah peradaban islam untuk merebut posisi sentral dalam struktur kepemimpinan. Dengan pencapaian ini tentu menandakan bahwa prodi sejarah peradaban islam memiliki kualitas, terbukti tidak butuh waktu lama bagi mahasiswa prodi sejarah peradaban islam untuk tampil di panggung utama jajaran kepengurusan himpunan mahasiswa jurusan.
Perubahan terus berlanjut hingga memasuki tahun 2019, dimana tahun ini juga merupakan tahun kesedihan bercampur dengan rasa bahagia sebab ayahanda Dr. Musyarif, S.Ag,. M.Ag nahkoda pertama yang juga merupakan perintis prodi sejarah peradaban islam harus berpisah dengan rumah yang selama ini beliau besarkan. Namun tentu kesedihan ini adalah luapan rasa bangga kami kepada beliau atas kenaikan pangkat dari ketua prodi menjadi Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Selepas dilantiknya ayahanda Dr.musyarif, S.Ag,. M.Ag dengan jabatan barunya amanah itu kemudian dilanjutkan oleh ayahanda Drs A. Nurkidam, M.Hum dengan membawa semangat baru dan harapan baru untuk mengantarkan prodi sejarah peradaban islam mencapai klimaksnya dengan akreditasi A dengan visi menuntun prodi sejarah peradaban islam mengukir lembaran-lembaran sejarah dimasa mendatang.
Muhammad Ikbal
(16.1400.060)
Sejarah kebudayaan islam