Notification

×

Iklan

Iklan

Tadris IPA Mengadakan Kuliah Lapangan

Dec 16, 2019 | 5:09:00 AM WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-27T15:18:20Z
Lok.Rumah adat Saoraja Mallangga.
Sebanyak 36 Mahasiswa mengikuti kuliah lapangan dengan mata kuliah pendidikan budaya lokal.
16 Desember 2019.
Wajo, Red line news-- Tadris Ilmu pengetahuan Alam IAIN parepare melaksanakan kuliah lapangan di Kabupaten Wajo. Kuliah Lapangan ini diikuti oleh 36 Mahasiswa semester 3 dengan mata kuliah Pendidikan Budaya Lokal. (15/12)

Budiman sebagai penanggung jawab kegiatan mengungkapkan bahwa kegiatan kuliah lapangan ini terkendala oleh dana namun masih dapat diatasi, "Sebelum melaksanakan kegiatan ini terlebih dahulu kami melakukan cek lokasi dan mengurus persuratan dan administrasi. Kami sempat terkendala dalam hal dana, ekspektasi kami bisa menggunakan bus kampus namun karena keadaan bus yang rusak sehingga kami mencari bus lain dengan dana berasal dari mahasiswa itu sendiri." ungkapnya.

Budiman menambahkan rute perjalan yang ditempuh mereka banyak mengunjungi beberapa tempat, "kami mengunjungi dan melihat langsung tempat produksi benang sutera yang ada di sengkang, melanjutkan perjalan ke mesjid tua yang ada di Tosora kemudian melanjutkan perjalanan ke Soraja La Tenri Bali dan terakhir mengunjungi Soraja Mallangga yang berada di Sengkang" tambahnya.

Norvadilla Rusman salah satu mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mengungkapkan bahwa ini merupakan wadah untuk mengenal lebih dekat budaya dan peninggalan sejarah yang masih ada hingga sekarang. "Perkuliahan ini sebagai wadah untuk kami generasi muda mengenal lebih dekat budaya dan beberapa peninggalan yang masih ada sampai sekarang yang harus kita jaga dan lestarikan dari kegiatan ini kami bisa memupuk persaudaraan dan kerjasama kami sesama mahasiswa tadris IPA." Ungkapnya.

Muhammad Arsyad selaku Dosen Pendidikan Budaya Lokal mengungkapkan, Ada 3 tujuan dari kuliah lapangan  ini. "Pertama memberikan pengalaman pembelajaran diluar kelas dan di luar kampus,  kedua yaitu memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengamati langsung proses pembuatan sarung sutera kebanggaan suku bugis dan yang ketiga adalah memperlihatkan bentuk rumah adat kabupaten wajo yaitu Saoraja La Tenri Bali. Dipilihnya Kabupaten Wajo sebagai tempat kuliah lapangan karena kabupaten Wajo sangat kental dengan kebudayaannya," jelasnya.

Muhammad Arsyad berharap mahasiswa dapat merasa bangga akan kekayaan budaya. "Dengan kegiatan ini mahasiswa mengetahui cara pembuatan sutera dan bangga bahwa sutera adalah kekayaan kebudayaan bugis yang harus di pertahankan keberadaannya sama halnya dengan rumah adat agar mahasiswa mengetahui seperti apa rumah adat kita yaitu suku bugis." Harapnya.
Reporter: STS
Redaktur:SLF
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update