Kampus, Red Line News-- Salah seorang mahasiswa menggelar aksi mimbar kebebasan akademik depan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam (FAKSHI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare pagi tadi, Senin (06/06).
Aksi tersebut didasari oleh keresahan mahasiswa atas tindakan pelecehan seksual yang semakin memanas dan bermunculan di kampus IAIN Parepare tetapi belum ditindaki.
Salah satu mahasiswa IAIN Parepare, Moh Iqbal yang menggelar mimbar kebebasan akademik menjelaskan alasannya menggelar aksi ini. "Mimbar kebebasan akademik yang kami selenggarakan hari ini atas dasar kekecewaan terhadap komposisi birokrasi kampus, seolah-olah apa yang menjadi perbincangan hangat oleh mahasiswa akhir-akhir ini, dosen, bahkan mereka yang berkuasa hari ini tidak ditindak lanjuti dan di ungkap secara terang-terangan," keluh Iqbal.
Ia mengatakan jika kasus seperti ini harus segera selesaikan bukan didiami. "Kami telah melaksanakan ini sebagai tanggung jawab morel kampus terhadap hal-hal yang bersifat amoral. Ini kampus malah diam bahkan seolah tak tahu-menahu dan tidak bergeming untuk menjadikan ini sebagai bahan persoalan yang harus mereka selesaikan maka capaiannya adalah jika kampus betul-betul responsif terhadap persoalannya maka kasus seperti ini harus diselesaikan," sambung Iqbal.
Terkahir, iqbal mengharapkan agar tidak hanya dirinya yang melaksanakan aksi seperti ini. "Mimbar kebebasan akademik adalah hal yang fundamental seharusnya dilaksanakan di dunia pendidikan atau di Institusi pendidikan. Bukan cuma saya, seharusnya semua teman-teman bahkan rektor sekalipun ikut turun tangan langsung dan memberikan pandangannya untuk mimbar akademik ini dilaksanakan," harapnya.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) FAKSHI, Muhammad Aidil menyambut baik mimbar kebebasan akademik yang dilaksanakan di depan gedung FAKSHI. "Saya sangat mendukung jika ada aksi seperti ini agar menjadi pengingat kepada dosen-dosen bahwa hal ini tidak bisa disepelekan karena akan berdampak pada psikologis mahasiswa," kata Aidil.
Dia juga mengatakan bahwa mimbar kebebasan akademik sudah ditindaklanjuti oleh pihak SEMA dan DEMA Fakultas. "Kasus ini sebenarnya juga sudah ditindaklanjuti oleh SEMA dan DEMA Fakultas tetapi pihak keluarga dari korban agak keberatan," jelasnya.
Wakil Dekan I FAKSHI, Aris dalam penjelasannya menyinggung soal aksi yang dilakukan ini semestinya disampaikan ke lembaga kode etik kampus. "Semestinya hal seperti ini disampaikan langsung ke pihak lembaga kode etik kampus," katanya.
Aris dalam penjelasannya juga mengatakan belum ada laporan resmi yang masuk ke Fakultas terkait hal tersebut. "Ini masih baru sebenarnya, selama ini masih desas-desus saja dan kami belum bisa menanggapi jika belum ada laporan dan bukti. Juga terduga korban sudah tidak mau memperpanjang lagi," jelasnya lebih lanjut.
Reporter: ARL/NRL
Redaktur: NRN
Post a Comment