Kampus, Red Line News-- Sekretariat Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema-I) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare yang berada di bawah gedung dosen terpantau sepi, (30/12)
Diketahui, kondisinya yang sepi sudah sejak 2 bulan terakhir. Hal ini menuai keluhan dari beberapa mahasiswa hingga organisasi kemahasiswaan yang seolah kehilangan sosok kepala untuk memimpin organisasi kemahasiswaan.
Salah seorang pengurus organisasi kemaha siswaan inisial M, menyampaikan keluhannya terkait sekret Dema-I yang sering kosong. "Saya rasa itu adalah salah satu hal yang kurang baik, karena seperti yang kita ketahui bahwa Dema-I yang merupakan kepala dari semua elemen mahasiswa dan apabila sekretnya kosong maka kita sebagai mahasiswa sulit untuk melakukan koordinasi kepada pengurus terkait masalah yang terjadi di lingkup mahasiswa yang membutuhkan perpanjangan tangan dari Dema-I," keluhnya.
M juga menuturkan dampak yang ditimbulkan dari jarangnya pengurus Dema-I yang mendiami sekretariat. "Saya rasa dengan tidak adanya pengurus yang berada di sekret itu sangat menyulitkan kita dalam berkomunikasi walaupun sebenarnya kita dapat berkomunikasi melalui handphone tetapi saya rasa itu sedikit menjadi kendala karena kita tau lah jika komunikasi yang dilakukan tanpa saling bertatap muka itu dapat mengurangi esensi dari apa yang ingin kita koordinasikan," tambahnya.
Terakhir, M berharap agar di sisa waktu kepengurusan ini sekretariatnya tidak dikosongkan seperti sekarang. "Saya berharap sekret yang sangat besar dan sudah di wakafkan kepada pengurus Dema-I jangan lah di kosongkan karena di luar sana banyak mahasiswa yng ingin berkoordinasi terkait masalah yang ada di kampus, dan pesan saya juga jangan terlalu cepat medemiskan diri sendiri karena masih banyak masalah yang seharusnya bisa di selesaikan tapi dengan ketidak beradaan teman-tekan pengurus, masalah akan terus tertampung tampa adanya solusi," harapnya.
Senada dengan itu, salah seorang mahasiswa, Murba (nama samaran) juga turut ngeluhkan kondisi sekretariat Dema-I yang terpantau sepi. "Melihat pengurus Dema-I IAIN parepare periode 2023, bagaikan melihat pembangunan IKN di Indonesia, terbengkalai dan orang yang mengurus semuanya minim gagasan, dimana prospek kerjanya sudah tidak lagi membangun daya intelektual mahasiswa," katanya.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan makna dari poin dalam keterangannya. "Seperti tidak adanya pengawalan yang signifikan mengenai isu-isu yang ada di IAIN parepare, seperti isu pengawalan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa, isu rencana peralihan satker ke Badan Layanan Umum (BLU) yang pro kontra. Dan masih banyak lagi, itu Hanya beberapa isu yang saya sampaikan, sama persis dengan pembangunan IKN yang ada di Indonesia, dimana pemerintahan era jokowi yang mengusung perpindahan Ibu kota yang tidak memikirkan dampak ekologi yang ada di kalimantan," katanya lebih lanjut.
Terakhir ia menitip pesan kepada seluruh mahasiswa agar bijak dalam memilih pemimpin kedepannya. "Harapan saja semoga ini menjadi refleksi bagi setiap para mahasiswa IAIN parepare bahwa dalam memilih pemimpin jangan karna perintah seniornya untuk Memilih kandidat, lalu kalian ikut-ikut saja. Kita butuh pemimpin yang memiliki wawasan yang cukup luas, dan mampu memanuver seluruh mahasiswa yang ada di IAIN Parepare," tutupnya.
Reporter: SRL/NRL
Redaktur: RNI
Post a Comment